Siang hari memang waktu yang tepat buat bersantai dengan para sahabat. Ditemani sinar matahari yang bisa
saja membakar kulit. Sedia sunblock bagi yang biasa memakainya. Tapi buatku,
sabun mandi sudah lebih dari cukup. Tak lupa tas rensel yang selalu setia
nyender di bahu. Tak butuh waktu lama untuk menunggu jemputan datang. Campus
I’am Coming^^
Tidak ada alasan khusus buatku melangkahkan kaki ke gedung
yang sudah dibangun sejak beberapa tahun lalu. Mungkin 2009. Tepatnya nanti kutanyakan
dulu. Kali ini aku tidak sendiri. Dua kawanku turut berjalan disampingku. Entah
mengapa apa yang kita kenakan memiliki warna yang hampir sama. Perpaduan merah, pink, hitam.
Berbagai pendapat muncul. Argumen yang bisa dibilang
‘lagi-lagi’ hampir sama saling
melengkapi. Mungkin itu yang bisa menjelaskan kegiatan yang sedang ‘kami’ lakukan. Sedikit canggung
menyebut kata kami. Karna sejatinya aku cukup menjadi pendengar. Nemun meski
diam yang hadir, sel otakku sedang beradu argumen. Dalam diam.
Wanita tak pernah lepas dari kata ‘gosip’. Seperti kali
ini. Meski suaraku tidak terdengar, namun aku ikut andil menjadi penonton pendengar dalam
‘menggosip’ kali ini.
Dalam sebuah hubungan asmara. Sebut saja “pacaran” pasti ada 2 belah pihak yang
terlibat. Kedua belah pihak pastinya mempunyai relasi masing-masing. Dan setiap
relasi pastilah mempunyai karakter yang berbeda.
Setiap manusia diciptakan dengan beragam sifat yang tidak
sama. Bagi sebagian orang ‘privasi’ bisa saja menjadi ‘rahasia
publik’. Semua relasinya dipastikan mengetahui. Namun, bagi
sebagian orang ‘privasi’ benar-benar ‘privasi’. Cukup orang yang ada
sangkut pautnya saja yang diizinkan tahu.
Sama halnya dengan hubungan, sebut saja ‘pacaran’. Beberapa orang mungkin saja
tidak menganggap privasi. Namun, bagi beberapa orang tentu ada yang sangat merahasiakannya
dari publik. Bukan karna apa, namun lebih ke ‘maaf cukup gue yang tau’.
Opini setiap orang memang berbeda. Kali ini aku melihat dari
sudut pandang ‘privasi
benar-benar privasi’. Tidak semua yang dialami atau terjadi harus
dishare ke publik. Seolah-olah orang lain harus tau apa yang terjadi. Tidak! Bukan karena tidak mau dibilang ‘pamer’. Tapi lebih ke menghindar
dari kata-kata yang bisa saja membuat hati goyah dan kecewa.
Bukanku memihak mereka. Coba posisikan diri sendiri jika
kamu menjadi dia. Mungkin saja apa yang kamu lakukan, yang kamu punya, yang
kamu alami, kamu share ke publik. Itu hak kamu. Tapi jangan melarang dia untuk
melakukan hal yang sama denganmu. HARGAI
PRIVASINYA. Meski hubungan dia dan pasangannya telah cukup serius. Tapi
sekali lagi, kamu tak harus tau kan?
Kalau memang dia menganggapmu sebagai
sahabat yang sangat dekat, bisa saja kamu akan tau semua tentangnya. Karna pada
dasarnya, beberapa orang hanya bersedia berbagi kisah dengan mereka yang benar-benar dekat.
Terik matahari semakin tajam. Es durian mungkin cocok untuk mendinginkan suasana. Mari pulang
dengan menentengnya 1 gelas :P
#SelamatMinum :D
By : bye fever :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar