Sabtu, 19 September 2015

Pelajaran Berharga dari Perempuan Paruh Baya^^




Panas masih menyerang bumi ketika aku memutuskan untuk mengayuh sepedaku menuju kampus. Meskipun ini masih hari libur, namun ada beberapa alasan aku mengunjungi tempat itu. Rumah yang tak dihuni beberapa lama akan menjadi asing nantinya jika tidak segera dibiasakan.
Jalan yang kulalui masih sama. Toko-toko kecil masih berjejer rapi di tempatnya.  Yah! Mereka mengingatkanku akan suatu masa disaat hari libur begini.

Salah satu toko itu pernah membuka lebar pintunya untukku. Bukan menyambutku. Lebih kepada menyuruhku untuk membersihkan seluruh ruangan disana. Menyapa pelanggan dan merapikannya kembali. Sungguh manis jika menengoknya kembali. Menunggu pelanggan yang tak kunjung datang hingga rasa kantuk menyerang. Berbagi kisah dengan mereka yang senasib denganku sembari menunggu jam kerjaku usai dan kembali ke rumah. 

Namun kenangan manis itu sedikit terasa pahit ketika perempuan paruh baya mencoba mengusik ketenanganku. Gaya bicaranya yang memang ‘keras’ sedikit membebani. Sebelum akhirnya aku sadar perempuan itu memang pantas melakukannya. Seorang bos.


Roda sepedaku memaksa berhenti di sebuah toko pakaian bertuliskan ‘boutique’.  Tak ada alasan lain selain mencarikan kado untuk sahabatku. Sama sekali tak ada feeling apapun ketika memasukinya. Tapi suara itu seolah membangunkan semua feeling itu. Perempuan itu yang pernah mengajariku banyak hal ternyata pemilik dari toko ini. Wah hebat!

Dia merintis usahanya sejak masih belia. Menitipkan kue kue buatannya di sebuah toko hingga mampu mendirikannya sendiri. Awalnya memang hanya satu. Sebuah toko buah kecil. Hingga akhirnya 2 buah toko pakaian beserta 1 restoran berhasil ia dirikan. Aku masih ikut menjadi bagian ketika restoran itu berdiri. Menyambut beberapa tamu kehormatan dan menyajikan sajian untuk mereka. Bahkan membagikan semua brosur ke pengguna jalan.

Satu hal yang membuatku kagum padanya. Meski beberapa pekerjanya memilih untuk mencari jalan mereka yang lebih terang, ia tetap membakar semangatnya untuk tetap melanjutkan bisnis ini. Tak peduli kedua kaki dan tangannya harus kesana kemari, dari satu tempat ke tempat lain. Seorang diri. Ia tetap kekeuh untuk merambah usahanya. Ah semangatnya sungguh luar biasa J

Kini perempuan berkulit putih itu telah menunjukkan hasil dari kegigihannya itu. Meski hanya ditemani satu pekerja di setiap tempat bisnisnya tak menghentikan langkahnya untuk terus mengepakkan sayap. Namun, jika aku diberi kesempatan untuk menyampaikan saranku, aku ingin perempuan itu menambah senyum tulusnya. Tak ada yang lebih menyenangkan ketika kerja keras semua pekerjanya diakui. Bukan hanya mengakui kekurangannya ^^

Akhirnya sampai juga di kampus. Terimakasih atas perjalanan ini perempuan paruh baya :D


By : bye fever :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar