Hujan masih enggan untuk hadir setelah beberapa hari lalu
membasahi atap gubug kecilku. Kemarau tahun ini cukup panjang. Kulirik jam
dinding kamar mungilku. Kedua jarum menunjuk ke angka yang sama, 3. Ah! Aku
belum sempat mengganti baterainya sejak setahun lalu :D
Kuluruskan kakiku dengan mata menatap layar netbook.
Sesekali kulihat senyum malaikat ajaibku yang tengah mengadu kedua kaki dan
tangannya. Tak bisa diam! Heran! Masih tak mengerti mengapa ia masih tetap
tersenyum dan begitu halus kepada orang-orang yang tak tau waktu itu. Senyum
tulus.
“Gak ada yang
tau kapan rezeki itu datang , nak! J” Benar!
Lakukan sebaik yang kau mampu. Meski hanya dengan seulas
senyuman tipis. Yang penting tulus. Mereka akan menghargaimu. Tak ada yang tahu
apa yang direncakanan sang Pengendali dunia untuk makhluknya. Selagi kau masih
diberi kesempatan untuk melakukan yang terbaik. Lakukanlah :D Hidup memang tak
manis. Apapun itu sambutlah dengan sedikit senyum manismu. Seperti kopi hitam. Pahit. Jika kau menambahkan sedikit gula akan lebih manis.
Seduh kopi hitam dan secuil biskuit yang akan menemaniku
pagi ini. Kopi hitam pemberi pelajaran
:D Semoga rasa pahitnya tak
menghalangimu mengukir cerita hari ini \(^_^)/
By : bye fever :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar