Hy guys.. pengen berbagi cerpen nih. Ini cerpen kesekian kalinya yang pernah aku bikin.. hihi.. tapi baru berani aku post disini. Dan ni cerpen udahh lama aku bikin. Waktu masih di putih abu-abu kayaknya. Dan berhubung aku ngefans banget sama Idola Cilik dan Aksi Anak Bangsaa palagi Ozy ICIL 3 dan Edgar AAb uuhhhh so unyu dehhhh, jadiiiii namanya sengaja aku bikin pakai nama anak Icil + AAB hhehe..
Gak usah kebanyakan cincong dehh yya..
Yuh Cekidottt >>>>>
Malam semakin larut. Seorang gadis
berkaos biru polos masih enggan meninggalkan balkon rumahnya. Dinginnya udara
malam seolah tak ia rasakan. Rambut panjangnya yang bergoyang tertiup angin
malam tak ia hiraukan. Menulis. Ya, itu yang tengah ia lakukan saat ini. Entah
apa yang sedang ia tulis di buku catatan berwarna biru itu. Yang pasti,
ia memang sangat hobi menulis. Semua yang muncul di benaknya tak pernah lupa ia abadikan lewat tulisan-tulisannya yang indah. Sesekali ia mendongakkan kepalanya ke atas. Memandang bintang bintang yang bertaburan di langit hitam. Berharap seulas senyum dari laki-laki pujaannya melintas di sana. Ia melirik jam tangannya. 01.00 .
ia memang sangat hobi menulis. Semua yang muncul di benaknya tak pernah lupa ia abadikan lewat tulisan-tulisannya yang indah. Sesekali ia mendongakkan kepalanya ke atas. Memandang bintang bintang yang bertaburan di langit hitam. Berharap seulas senyum dari laki-laki pujaannya melintas di sana. Ia melirik jam tangannya. 01.00 .
"huft.
udah mulai pagi ternyata", ia pun bergegas menuju
kamar bercat biru muda itu.
kamar bercat biru muda itu.
***
Ia berjalan menyusuri lorong-lorong kampus.
Tangannya terlihat kewalahan membawa buku-buku kampusnya. Hari ini memang
sangat padat jadwal dikelasnya.
"icha
!"
panggilan
itu membuatnya kaget dan alhasil semua bukunya jatuh berserakan. Ya, icha. Itulah
nama gadis yang sangat hobi menulis ini.
"ah,
elo dit. Ngagetin gue segala. Liat noh buku gue jatoh semua" omelnya pada
gadis sebaya yang baru saja memanggilnya. Sedangkan yang diomelin hanya nyengir
ala kuda dengan dua jari yang dibuatnya menjadi huruf V, "hehe. Sory deh.
Gue bantu bawain yah? Jangan ngambek donk icha sayong".
Dua
sahabat ini pun berjalan menuju kelas dengan diiringi canda tawa khas mereka.
Disisi lain, sepasang sahabat Alvin dan Reno
sedang duduk ditepi kolam depan kelas mereka. Mereka lebih tinggi 2semester
dari icha dan dita yang baru 1 semester di kampus.
"vin,
liat tuh!" seru reno. Tangannya menunjuk seseorang yang tengah berjalan
menuju kelas mereka. Eh salah. Tepatnya kelas belakang kelas mereka. Nah.
"icha
maksud lho?" kata alvin cuek setelah melihat kearah orang yang ditunjuk
reno. Sekilas. Ya, hanya sekilas ia melihat.
"iyalah
siapa lagi"
"udah
deh, gak usah ngungkit-ngungkit dya lagi. Malez bgd deh", melihat
sahabatnya yang mulai bete, reno pun tak berani berucap lagi. Ia hanya melihat
icha dan dita yang berjalan melewatinya. Tampaknya pandangan icha juga tak
lepas dari alvin, cowok yang sangat ia harapkan.
Tak terasa jam sudah menunjukkan angka 11.
Icha dan Dita bergegas menuju kantin kampus. Setelah memesan jus jeruk
kesukaannya, mereka lantas mencari tempat duduk yang kosong, tepat di paling
belakang. Layaknya remaja lainnya yang doyan ngomong, icha dan dita tak henti
hentinya membicarakan apa saja yang ada dibenak mereka untuk mengusir rasa
bosan dan suntuk. Termasuk masalah cowok. Ya begitulah anak muda jaman
sekarang, hehe
ddrrrrrttt...
1 new
message
Iza
Alvaro
.icha
sayang,,, ntar jngan balik dulu ya, aq mw nunjukin sesuatu ke kmu, ok!
.i love
you
"huhh.
Dya lagi! Malez gue" kata icha kesal. HP berwarna birunya ia hempaskan ke
meja tanpa membalas sms yang masuk.
"siapa
cha? Cowok lo ya?"
"siapa
lagi coba?"
"aduh
cha., kasian tau si iza loe cuekin mulu. Dya kan cwo loe. Mau sampe kapan coba
loe kaya gini terus? Inget, loe jadian sama dya udah hampir 1 taun. Eh tunggu,
hari ini kan tepat anniversary loe ma iza? Ya kan?" dita terus aja
nasehatin icha. Tapi icha hanya menggangguk tanpa sepatah kata pun. Ia mulai
mengetik balesan message untuk iza
To :
iza alvaro
.maaf
deh, gw lg ada acra. Lain kali aja ya!
message
sending
Ada sedikit rasa penyesalan dihati icha
setelah ia mengirim pesan itu. Tapi bagaimana lagi, egonya terlalu tinggi untuk
dikalahkan. Usia hubungan mereka telah menginjak 1 tahun. Dan selama itu pula,
icha hidup dalam kepura-puraan cinta.
1 taun yang lalu, disaat hati icha terasa
sakit karna ulah alvin yang tanpa sebab meninggalkannya dan pergi bersama
wanita lain, iza datang dan mengajaknya untuk menjalin hubungan lebih dari
teman. Hatinya yang kacau membuatnya menerima cinta iza, meskipun ia tahu, ia
tak mencintai lelaki itu. 'mungkin dengan gue pacaran ma iza, gue bisa lupain
alvin' pikir icha waktu itu. Waktu terus berlalu. Icha bukannya melupakan
alvin, tapi justru perasaanny makin besar ke dya. Ketulusan hati iza yang benar
benar mencintainya seolah tak dapat menghilangkan sosok alvin dalam diri icha.
"argh!! Dimana buku gue?" kata icha
geram. Kakinya terus melangkah kesana kemari mencari buku berwarna biru cerah
pemberian dari dita sahabatnya ketika ia berulang tahun. 2 jam sudah icha
mencari. Tapi hasilnya nihil. Buku yang berisi tulisan-tulisannya selama ini
hilang begitu saja.
Drrttt..,
icha membuka
message dari iza yang menyuruhnya untuk keluar rumah. Dengan langkah
ogah-ogahan ia pun menghampiri cowonya yang telah berdiri di teras. Iza
menyambut kekasihnya dengan senyuman hangat. Tapi tidak dengan icha, seulas
senyumpun tak tampak di wajahnya yang mungil.
"icha.,
ini buku kamu. Maaf ya gak bilang-bilang. Kemaren aku udah ngpublish tulisan
kamu di maja..,"
"apa??
Loe mublish tulisan gw? Berapa kali gw bilang, gue GAK SUKA tulisan gue
dipublikasiin!! Apalagi di majalah! Pokoknya sekarang loe pergi dari rumah
gue!" usir icha. Ia berlari meninggalkan iza yang belum beranjak dari
tempat semula. Kesal. Itu yang ia rasakan saat ini. Entah mengapa ia begitu
marah pada cowok itu. Padahal iza hanya ingin orang lain ikut membaca dan
merasakan tulisan yang ia buat. Tapi entahlah. Peristiwa silam membuatnya tak
menyukai majalah. Bahkan sangat benci. Itulah sebabnya ia sangat tidak suka
jika tulisan-tulisannya terpampang di majalah.
Icha termenung di depan jendela kamarnya.
Angin sore menyibakkan rambutnya pelan. Entah mengapa hatinya merasa tidak
tenang. Ada perasaan bersalah atas sikapnya yang telah membentak iza,
kekasihnya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada buku bersampul biru yang iza
kembalikan siang tadi. Icha pun mengambil dan membukanya. Matanya terbelalak,
ia tak percaya dengan yang ia lihat. Undangan Launching Buku Pertama dari
penulis bernama Larissa Anggraeni. "itu gue!" teriaknya. Ia tak
menyangka semua tulisannya akan diterbitkan menjadi buku. Meskipun sebenarnya
ia tak suka tulisannya dipublikasikan di majalah, tapi ia tetap ingin menjadi
seorang penulis yang dapat menerbitkan buku. Dan itu benar benar terjadi.
Icha meraih handphone birunya. Mencari kontak
bernama iza, lantas mengcallingnya. Tak ada jawaban. Ia terus mencoba menekan
tombol call, dan nihil. Tetap tak ada jawaban dari iza. Icha mulai tak tenang.
Ia khawatir sesuatu terjadi pada kekasihnya. Biasanya iza langsung mengangkat
panggilan dari icha. Tapi sekarang tidak.
Icha menaiki motor birunya. Rumah iza. Itulah
yang akan ia tuju. Betapa kagetnya ia, melihat apa yang ada didepannya. Ia tak
kuasa menahan butiran air yang keluar dari kelopak matanya. Menangis. Icha
menangis, melihat orang yang mencintainya terbaring kaku di rumahnya. Terbaring
diantara lantunan surat yasin yang menggema. Iza telah meninggalkannya. Ia
pergi untuk slamanya. Wanita paruh baya mendatanginya, memberikan spucuk surat
untuknya.
Untuk
Larissa Anggraeni
Dear icha, selamat ya sayang! Impian kamu
menerbitkan buku dapat terwujud. Maafin aku yang udah ngambil buku tanpa seizin
kamu. Karna aku tau, pasti kamu gak ngijinin deh aku pinjem bukumu. Hehe :)
Icha,
maafin aku yang gak bisa njagain kamu lagi. Sebenarnya udah lama aku mengidam
Leukimia, dan aku tau hari ini hari terakhir aku dapat melihatmu. Aku sengaja
gak ngasih tau kamu, takut icha khawatir, hehe.
Cha,
aku sayang banget sama icha. Aku gak mau kehilangan icha. Ya., walaupun iza
tau, icha gak sayang ma iza. Hati icha hanya buat Alvin kan? Ups! Aku gk
sengaja baca diary yang terselip di buku. Sekali lagi Maaf ya :)
Tapi aku
tetap cinta kok ma icha.
Udah
dulu ya cantik, kepala iza pusing nih. Terakhir, aku mau ngucapin Happy
Anniversary 1st kita.
IZA SAYANG
ICHA :*
Iza Alvaro
Butiran air mata mengalir semakin deras selepas icha membaca surat
terakhir iza. Penyesalan menghantuinya. Ia menyesal telah menyia-nyiakan iza
yang dengan tulus menyayanginya. Ia menyesal, terus mengharapkan alvin yang
jelas jelas tak mencintainya. Icha membuang waktu untuk orang yang salah, tanpa
memikirkan orang yang benar benar sayang padanya.
Penyesalan slalu
datang dibelakang. Kalau diawal, bukan penyesalan namanya, tapi penipuan #upz!
Jangan sia siakan dya yang mencintaimu setulus hatinya.
Yang berlalu biarlah berlalu, karna gak mungkin kan ia terulang lagi kecuali
lewat mesin waktunya doraemon. Tapi emang di abad sekarang masih ada doraemon
gak ya?????
***
the end ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar