Jumat, 21 November 2014

Cerpen >> PENYESALANKU

Hy guys.. pengen berbagi cerpen nih. Ini cerpen kesekian kalinya yang pernah aku bikin.. hihi.. tapi baru berani aku post disini. Dan ni cerpen udahh lama aku bikin. Waktu masih di putih abu-abu kayaknya. Dan berhubung aku ngefans banget sama Idola Cilik dan Aksi Anak Bangsaa palagi Ozy ICIL 3 dan Edgar AAb uuhhhh so unyu dehhhh, jadiiiii namanya sengaja aku bikin pakai nama anak Icil + AAB hhehe..
Gak usah kebanyakan cincong dehh yya..
Yuh Cekidottt >>>>>

                             Malam semakin larut. Seorang gadis berkaos biru polos masih enggan meninggalkan balkon rumahnya. Dinginnya udara malam seolah tak ia rasakan. Rambut panjangnya yang bergoyang tertiup angin malam tak ia hiraukan. Menulis. Ya, itu yang tengah ia lakukan saat ini. Entah apa yang sedang ia tulis di buku catatan berwarna biru itu. Yang pasti,

ia memang sangat hobi menulis. Semua yang muncul di benaknya tak pernah lupa ia abadikan lewat tulisan-tulisannya yang indah. Sesekali ia mendongakkan kepalanya ke atas. Memandang bintang bintang yang bertaburan di langit hitam. Berharap seulas senyum dari laki-laki pujaannya melintas di sana. Ia melirik jam tangannya. 01.00 .
"huft. udah mulai pagi ternyata", ia pun bergegas menuju
kamar bercat biru muda itu.

***
                              Ia berjalan menyusuri lorong-lorong kampus. Tangannya terlihat kewalahan membawa buku-buku kampusnya. Hari ini memang sangat padat jadwal dikelasnya.

"icha !"
panggilan itu membuatnya kaget dan alhasil semua bukunya jatuh berserakan. Ya, icha. Itulah nama gadis yang sangat hobi menulis ini.

"ah, elo dit. Ngagetin gue segala. Liat noh buku gue jatoh semua" omelnya pada gadis sebaya yang baru saja memanggilnya. Sedangkan yang diomelin hanya nyengir ala kuda dengan dua jari yang dibuatnya menjadi huruf V, "hehe. Sory deh. Gue bantu bawain yah? Jangan ngambek donk icha sayong".
Dua sahabat ini pun berjalan menuju kelas dengan diiringi canda tawa khas mereka.
                            
                              Disisi lain, sepasang sahabat Alvin dan Reno sedang duduk ditepi kolam depan kelas mereka. Mereka lebih tinggi 2semester dari icha dan dita yang baru 1 semester di kampus.

"vin, liat tuh!" seru reno. Tangannya menunjuk seseorang yang tengah berjalan menuju kelas mereka. Eh salah. Tepatnya kelas belakang kelas mereka. Nah.

"icha maksud lho?" kata alvin cuek setelah melihat kearah orang yang ditunjuk reno. Sekilas. Ya, hanya sekilas ia melihat.

"iyalah siapa lagi"

"udah deh, gak usah ngungkit-ngungkit dya lagi. Malez bgd deh", melihat sahabatnya yang mulai bete, reno pun tak berani berucap lagi. Ia hanya melihat icha dan dita yang berjalan melewatinya. Tampaknya pandangan icha juga tak lepas dari alvin, cowok yang sangat ia harapkan.

                               Tak terasa jam sudah menunjukkan angka 11. Icha dan Dita bergegas menuju kantin kampus. Setelah memesan jus jeruk kesukaannya, mereka lantas mencari tempat duduk yang kosong, tepat di paling belakang. Layaknya remaja lainnya yang doyan ngomong, icha dan dita tak henti hentinya membicarakan apa saja yang ada dibenak mereka untuk mengusir rasa bosan dan suntuk. Termasuk masalah cowok. Ya begitulah anak muda jaman sekarang, hehe

 ddrrrrrttt...

1 new message
Iza Alvaro
.icha sayang,,, ntar jngan balik dulu ya, aq mw nunjukin sesuatu ke kmu, ok!
.i love you

"huhh. Dya lagi! Malez gue" kata icha kesal. HP berwarna birunya ia hempaskan ke meja tanpa membalas sms yang masuk.

"siapa cha? Cowok lo ya?"

"siapa lagi coba?"

"aduh cha., kasian tau si iza loe cuekin mulu. Dya kan cwo loe. Mau sampe kapan coba loe kaya gini terus? Inget, loe jadian sama dya udah hampir 1 taun. Eh tunggu, hari ini kan tepat anniversary loe ma iza? Ya kan?" dita terus aja nasehatin icha. Tapi icha hanya menggangguk tanpa sepatah kata pun. Ia mulai mengetik balesan message untuk iza

To : iza alvaro
.maaf deh, gw lg ada acra. Lain kali aja ya!
message sending

                              Ada sedikit rasa penyesalan dihati icha setelah ia mengirim pesan itu. Tapi bagaimana lagi, egonya terlalu tinggi untuk dikalahkan. Usia hubungan mereka telah menginjak 1 tahun. Dan selama itu pula, icha hidup dalam kepura-puraan cinta.

                              1 taun yang lalu, disaat hati icha terasa sakit karna ulah alvin yang tanpa sebab meninggalkannya dan pergi bersama wanita lain, iza datang dan mengajaknya untuk menjalin hubungan lebih dari teman. Hatinya yang kacau membuatnya menerima cinta iza, meskipun ia tahu, ia tak mencintai lelaki itu. 'mungkin dengan gue pacaran ma iza, gue bisa lupain alvin' pikir icha waktu itu. Waktu terus berlalu. Icha bukannya melupakan alvin, tapi justru perasaanny makin besar ke dya. Ketulusan hati iza yang benar benar mencintainya seolah tak dapat menghilangkan sosok alvin dalam diri icha.

 "argh!! Dimana buku gue?" kata icha geram. Kakinya terus melangkah kesana kemari mencari buku berwarna biru cerah pemberian dari dita sahabatnya ketika ia berulang tahun. 2 jam sudah icha mencari. Tapi hasilnya nihil. Buku yang berisi tulisan-tulisannya selama ini hilang begitu saja.

Drrttt..,

                             icha membuka message dari iza yang menyuruhnya untuk keluar rumah. Dengan langkah ogah-ogahan ia pun menghampiri cowonya yang telah berdiri di teras. Iza menyambut kekasihnya dengan senyuman hangat. Tapi tidak dengan icha, seulas senyumpun tak tampak di wajahnya yang mungil.

"icha., ini buku kamu. Maaf ya gak bilang-bilang. Kemaren aku udah ngpublish tulisan kamu di maja..,"

"apa?? Loe mublish tulisan gw? Berapa kali gw bilang, gue GAK SUKA tulisan gue dipublikasiin!! Apalagi di majalah! Pokoknya sekarang loe pergi dari rumah gue!" usir icha. Ia berlari meninggalkan iza yang belum beranjak dari tempat semula. Kesal. Itu yang ia rasakan saat ini. Entah mengapa ia begitu marah pada cowok itu. Padahal iza hanya ingin orang lain ikut membaca dan merasakan tulisan yang ia buat. Tapi entahlah. Peristiwa silam membuatnya tak menyukai majalah. Bahkan sangat benci. Itulah sebabnya ia sangat tidak suka jika tulisan-tulisannya terpampang di majalah.

                              Icha termenung di depan jendela kamarnya. Angin sore menyibakkan rambutnya pelan. Entah mengapa hatinya merasa tidak tenang. Ada perasaan bersalah atas sikapnya yang telah membentak iza, kekasihnya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada buku bersampul biru yang iza kembalikan siang tadi. Icha pun mengambil dan membukanya. Matanya terbelalak, ia tak percaya dengan yang ia lihat. Undangan Launching Buku Pertama dari penulis bernama Larissa Anggraeni. "itu gue!" teriaknya. Ia tak menyangka semua tulisannya akan diterbitkan menjadi buku. Meskipun sebenarnya ia tak suka tulisannya dipublikasikan di majalah, tapi ia tetap ingin menjadi seorang penulis yang dapat menerbitkan buku. Dan itu benar benar terjadi.

                              Icha meraih handphone birunya. Mencari kontak bernama iza, lantas mengcallingnya. Tak ada jawaban. Ia terus mencoba menekan tombol call, dan nihil. Tetap tak ada jawaban dari iza. Icha mulai tak tenang. Ia khawatir sesuatu terjadi pada kekasihnya. Biasanya iza langsung mengangkat panggilan dari icha. Tapi sekarang tidak.

                              Icha menaiki motor birunya. Rumah iza. Itulah yang akan ia tuju. Betapa kagetnya ia, melihat apa yang ada didepannya. Ia tak kuasa menahan butiran air yang keluar dari kelopak matanya. Menangis. Icha menangis, melihat orang yang mencintainya terbaring kaku di rumahnya. Terbaring diantara lantunan surat yasin yang menggema. Iza telah meninggalkannya. Ia pergi untuk slamanya. Wanita paruh baya mendatanginya, memberikan spucuk surat untuknya.

Untuk Larissa Anggraeni

                                Dear icha, selamat ya sayang! Impian kamu menerbitkan buku dapat terwujud. Maafin aku yang udah ngambil buku tanpa seizin kamu. Karna aku tau, pasti kamu gak ngijinin deh aku pinjem bukumu. Hehe :)
                            Icha, maafin aku yang gak bisa njagain kamu lagi. Sebenarnya udah lama aku mengidam Leukimia, dan aku tau hari ini hari terakhir aku dapat melihatmu. Aku sengaja gak ngasih tau kamu, takut icha khawatir, hehe.
                            Cha, aku sayang banget sama icha. Aku gak mau kehilangan icha. Ya., walaupun iza tau, icha gak sayang ma iza. Hati icha hanya buat Alvin kan? Ups! Aku gk sengaja baca diary yang terselip di buku. Sekali lagi Maaf ya :)
Tapi aku tetap cinta kok ma icha.
                            Udah dulu ya cantik, kepala iza pusing nih. Terakhir, aku mau ngucapin Happy Anniversary 1st kita.
IZA SAYANG ICHA :*

Iza Alvaro

                                Butiran air mata mengalir semakin deras selepas icha membaca surat terakhir iza. Penyesalan menghantuinya. Ia menyesal telah menyia-nyiakan iza yang dengan tulus menyayanginya. Ia menyesal, terus mengharapkan alvin yang jelas jelas tak mencintainya. Icha membuang waktu untuk orang yang salah, tanpa memikirkan orang yang benar benar sayang padanya.



                             Penyesalan slalu datang dibelakang. Kalau diawal, bukan penyesalan namanya, tapi penipuan #upz!
Jangan sia siakan dya yang mencintaimu setulus hatinya. Yang berlalu biarlah berlalu, karna gak mungkin kan ia terulang lagi kecuali lewat mesin waktunya doraemon. Tapi emang di abad sekarang masih ada doraemon gak ya?????




*** the end ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar