Sabtu, 18 Oktober 2014

Cerpen>> PENANTIAN TAK TERBALAS


Hyyy guysss..
Pengen post cerpen perdana aku nih.Bikinnya sih udah lama.. banget malah tapi baru sempet ngepost..
Ide cerpen ini aku ambil dari kisah aku sendiri... yang waktu itu emank lagi kecewa banget sama someone, kakak kelas waktu di putih abu-abu... hhihi :) 
Lagsung baca ajja yya >>>>>>>>

 Pagi datang lagi. Ku buka mataku yang masih terasa berat. Tanganku segera meraih handphone nokia yang tak pernah lupa aku letakkan di dekat ranjangku. Ku lirik layar handphoneku, berharap sebuah pesan terpampang disana.

"Nihil!"
decakku kecewa. Tak ada seorangpun
yang memberiku ucapan, termasuk dya. Ya! Dia yang kutunggu. Orang yang tlah memberi warna dihidupku.

                Hari ini aku berulang tahun untuk ke-17 kalinya. Sweet seventeen. Begitu kata anak-anak jaman sekarang. Dan akupun berharap mendapatkannya di hari ini
.

***

                Aku berjalan menyusuri lorong-lorong kelas di sekolahku. Sepi. Eh tidak! Aku salah! Disini sangat ramai, bahkan seperti pasar. Bukan sekolahku yang sepi tapi hatiku yang sangat merasa kesepian.

                Ku lanjutkan langkah kakiku menuju ruang 17. Tempat dimana aku menjalani ulangan akhir semester. Aku berdiri mematung di depan teman-temanku yang tengah asik dengan bukunya. Mataku melirik kesana kemari. Tepat! Dya ada di samping kananku, walaupun tidak tepat disebelahku. Matanya tertuju pada buku bahasa indonesia yang dipegangnya, sesekali melirik sekilas ke arahku.

"vi, kamu pasti udah belajar kan? Ntar aku nyontek ya? Hehe" tanya salah seorang temanku. Aku hanya tersenyum kecil tanpa perlu menjawabnya. Karna dia pasti tahu, aku tak mungkin mau memberinya jawaban. Aku masih menunggu kata-kata lain dari teman-temanku, dan semua yang mengenalku.

Teett..tett..tett.,

  Bel tanda masuk berbunyi. Kami semua masuk keruangan dan segera mencari tempat duduk yang telah ditentukan.

"Viana Citra Pertiwi", aku mengeja namaku yang ada di atas meja paling pojok. Lantas kurebahkan punggungku di sandaran kursi sambil melihat teman-temanku yang masih sibuk mencari tempat duduk.

  Tak lama, kursi disebelahku diduduki oleh kakak kelasku, teman sekelas orang yang sangat kusayangi. Aku pun tak menyangka kami akan 1ruang. Kulihat dia duduk di bangku tengah bersama teman sekelasku.

  1 jam berlalu. Semua soal telah selesai kukerjakan. Masih ada waktu 30menit untuk menelitinya kembali. Tapi kurasa aku cukup yakin dengan jawabanku dan memilih bersantai untuk menghabiskan waktu. Kulihat dya tengah melakukan hal yang sama denganku. Aku memandanginya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Nothing special! Tapi mengapa aku begitu menginginkannya? Aku menyayanginya dengan tulus, meskipun dya belum memberi kepastian hubungan kita. Mungkin masih menunggu waktu yang tepat.

                Aku membaca inbox di HPku. Semua dari dya. Riky Andri Pratama. Lelaki yang telah membuatku terjebak cintanya. 5 bulan sudah aku menjalin HTS dengannya. Ya. Hanya sebuah Hubungan Tanpa Status. Dan itu hanya kita berdua yang tahu. Tapi akhir-akhir ini sikap Riki berubah. Dingin, cuek dan tak pernah lagi menyapaku. Mungkin bisa dibilang lost contact. Bahkan dya tak ingat hari ulangtahunku. Padahal aku berharap dya orang pertama yang mengucapkannya padaku.

Drtt..drtt.,

Hapeku berdering. Cepat cepat kubuka, berharap Riky mengirimiku sms. "huft" desahku kecewa. Ternyata dari ika, sahabatku.

 Aku tercengang membaca smsnya. Kecewa! Air mataku mengalir lembut. Tak kusangka orang yang sangat aku sayangi tega menghianatiku. Ika melihat sendiri, Riky sedang bersama dengan kak Tya. Dia kakak kelasku juga. Dan gosipnya, Riky sangat mencintai kak Tya dari pertama kali mereka bertemu di sekolah. Tapi aku tak mempedulikan, karna aku yakin Riky sangat menyayangiku.

                Semenjak itu, sikap Riky benar benar berubah total. Dya tak seperti orang yang kukenal dulu. Handphoneku kini sepi, tanpa smsnya yang selalu membuatku semangat.  Kini hari hariku benar benar sepi. Riky pergi tanpa sebab yang jelas. Dan tak memberiku kepastian apapun.

kau menggantungkan hubungan ini
kau diamkan aku tanpa sebab
bicaralah biar semua pasti
sampai kapan kau gantung cerita cintaku memberi harapan
hingga mungkin ku tak sanggup lagi
dan meninggalkan dirimu
                            
"udah lah vi, lupain kak riky! Buat apa kamu mikirin dya, yang jelas jelas udah nyakitin kamu" kata ika di sela sela jam istirahat sekolah. Memang cuma dia yang tahu kisahku.

"gak bisa ka, aku udah sayang banget sama dya. Aku gak mungkin nglupain dya" jawabku lirih.

"kamu denger y, kak riky cuma jadiin kamu pelarian aja. Dya gak bener bener sayang sama kamu. Sebelum dya deket sama kamu, kak riky udah nembak kak tya dan ditolak. Jadi mungkin dya cuma nglampiasin semua ke kamu", aku memikirkan kata kata sahabatku itu. Semua memang benar. Kak riky cuma njadiin aku pelarian aja. Dan gak benar benar menyayangiku. Aku kecewa. Kecewa sama diriku sendiri yang udah mencintai orang salah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar