Hyyy guysss..
Pengen post cerpen perdana aku nih.Bikinnya sih udah lama.. banget malah tapi baru sempet ngepost..
Ide cerpen ini aku ambil dari kisah aku sendiri... yang waktu itu emank lagi kecewa banget sama someone, kakak kelas waktu di putih abu-abu... hhihi :)
Lagsung baca ajja yya >>>>>>>>
"Nihil!"
decakku kecewa. Tak ada seorangpun
yang memberiku ucapan, termasuk dya. Ya! Dia yang kutunggu. Orang yang tlah memberi warna dihidupku.
decakku kecewa. Tak ada seorangpun
yang memberiku ucapan, termasuk dya. Ya! Dia yang kutunggu. Orang yang tlah memberi warna dihidupku.
Hari ini aku berulang
tahun untuk ke-17 kalinya. Sweet seventeen. Begitu kata anak-anak jaman
sekarang. Dan akupun berharap mendapatkannya di hari ini
.
.
***
Aku berjalan
menyusuri lorong-lorong kelas di sekolahku. Sepi. Eh tidak! Aku salah! Disini
sangat ramai, bahkan seperti pasar. Bukan sekolahku yang sepi tapi hatiku yang
sangat merasa kesepian.
Ku lanjutkan langkah
kakiku menuju ruang 17. Tempat dimana aku menjalani ulangan akhir semester. Aku
berdiri mematung di depan teman-temanku yang tengah asik dengan bukunya. Mataku
melirik kesana kemari. Tepat! Dya ada di samping kananku, walaupun tidak tepat
disebelahku. Matanya tertuju pada buku bahasa indonesia yang dipegangnya,
sesekali melirik sekilas ke arahku.
"vi, kamu pasti udah belajar
kan? Ntar aku nyontek ya? Hehe" tanya salah seorang temanku. Aku hanya tersenyum kecil tanpa
perlu menjawabnya. Karna dia pasti tahu, aku tak mungkin mau memberinya
jawaban. Aku masih menunggu kata-kata lain dari teman-temanku, dan semua yang
mengenalku.
Teett..tett..tett.,
Bel tanda masuk berbunyi. Kami semua masuk
keruangan dan segera mencari tempat duduk yang telah ditentukan.
"Viana Citra Pertiwi",
aku mengeja namaku yang ada di atas meja paling pojok. Lantas kurebahkan
punggungku di sandaran kursi sambil melihat teman-temanku yang masih sibuk
mencari tempat duduk.
Tak lama, kursi disebelahku diduduki oleh
kakak kelasku, teman sekelas orang yang sangat kusayangi. Aku pun tak menyangka
kami akan 1ruang. Kulihat dia duduk di bangku tengah bersama teman sekelasku.
1 jam berlalu. Semua soal telah selesai
kukerjakan. Masih ada waktu 30menit untuk menelitinya kembali. Tapi kurasa aku
cukup yakin dengan jawabanku dan memilih bersantai untuk menghabiskan waktu.
Kulihat dya tengah melakukan hal yang sama denganku. Aku memandanginya dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Nothing special! Tapi mengapa aku begitu
menginginkannya? Aku menyayanginya dengan tulus, meskipun dya belum memberi
kepastian hubungan kita. Mungkin masih menunggu waktu yang tepat.
Aku membaca inbox di
HPku. Semua dari dya. Riky Andri Pratama. Lelaki yang telah membuatku terjebak
cintanya. 5 bulan sudah aku menjalin HTS dengannya. Ya. Hanya sebuah Hubungan
Tanpa Status. Dan itu hanya kita berdua yang tahu. Tapi akhir-akhir ini sikap
Riki berubah. Dingin, cuek dan tak pernah lagi menyapaku. Mungkin bisa dibilang
lost contact. Bahkan dya tak ingat hari ulangtahunku. Padahal aku berharap dya
orang pertama yang mengucapkannya padaku.
Drtt..drtt.,
Hapeku
berdering. Cepat cepat kubuka, berharap Riky mengirimiku sms. "huft"
desahku kecewa. Ternyata dari ika, sahabatku.
Aku tercengang membaca smsnya. Kecewa! Air
mataku mengalir lembut. Tak kusangka orang yang sangat aku sayangi tega
menghianatiku. Ika melihat sendiri, Riky sedang bersama dengan kak Tya. Dia
kakak kelasku juga. Dan gosipnya, Riky sangat mencintai kak Tya dari pertama
kali mereka bertemu di sekolah. Tapi aku tak mempedulikan, karna aku yakin Riky
sangat menyayangiku.
Semenjak itu, sikap
Riky benar benar berubah total. Dya tak seperti orang yang kukenal dulu.
Handphoneku kini sepi, tanpa smsnya yang selalu membuatku semangat. Kini hari hariku benar benar sepi. Riky pergi
tanpa sebab yang jelas. Dan tak memberiku kepastian apapun.
kau menggantungkan hubungan ini
kau diamkan aku tanpa sebab
bicaralah biar semua pasti
sampai kapan kau gantung cerita
cintaku memberi harapan
hingga mungkin ku tak sanggup lagi
dan meninggalkan dirimu
"udah lah vi, lupain kak
riky! Buat apa kamu mikirin dya, yang jelas jelas udah nyakitin kamu" kata
ika di sela sela jam istirahat sekolah. Memang cuma dia yang tahu kisahku.
"gak bisa ka, aku udah
sayang banget sama dya. Aku gak mungkin nglupain dya" jawabku lirih.
"kamu denger y, kak
riky cuma jadiin kamu pelarian aja. Dya gak bener bener sayang sama kamu.
Sebelum dya deket sama kamu, kak riky udah nembak kak tya dan ditolak. Jadi
mungkin dya cuma nglampiasin semua ke kamu", aku memikirkan kata kata
sahabatku itu. Semua memang benar. Kak riky cuma njadiin aku pelarian aja. Dan
gak benar benar menyayangiku. Aku kecewa. Kecewa sama diriku sendiri yang udah
mencintai orang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar